Mengkritisi Teks Anekdot dari Aspek Makna Tersirat
Peristiwa/
sosok yang berkaitan dengan kepentingan publik
Teks Anekdot
A. Mengkritisi
Teks Anekdot dari Aspek Makna Tersirat
Setelah
mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:
1.
mendata pokok-pokok isi teks anekdot;
2.
mengidentifikasi penyebab
kelucuan teks anekdot.
|
Dalam
kehdupan sehari-hari kita seringkali mendengar atau membaca cerita lucu. Cerita
lucu tersebut bisa jadi hanya merupakaan cerita rekaan, tetapi banyak juga yang
berdasarkan atas kejadian nyata. Ada cerita lucu yang dibuat benar-benar untuk
tujuan menghibur, tetapi ada juga yang digunakan untuk tujuan lainnya.
Salah
satu cerita lucu yang banyak beredar di msyarakat adalah anekdot. Anekdot
digunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara kasar dan
menyakiti. Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan
mengesankan. Anekdot engangkat cerita tentang orang penting (tokoh masyarakat)
atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Kejadian nyata ini kemudian
dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan. Seringkali,
partisipan (pelaku cerita), tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam anekdot
tersebut merupakan hasil rekaan. Meskipun demikian, ada juga anekdot yang tidak
berdasar dari kejadian nyata.
Kegiatan
I
|
Mendata Pokok-pokok Isi Anekdot
Sekarang
tutuplah bukumu dan mintalah dua orang temanmu secara berpasangan untuk membaca
dialog teks ankedot, agar kamu dapat mendengarkan anekdot tersebut.
Agar dapat mendengarkan dengan
baik, lakukanlah hal-hal berikut.
1. Berkonsentrasilah
pada yang akan didengarkan agar dapat mencatat pokok-pokok yang menjadi
permasalahan;
2. Selama
mendengarkan anekdot, jangan melakuakan aktivitas lain seperti berbicara dengan
temanmu atau menulis catatan;
3. Sekarang,
tutuplah bukumu dan dengarkanlah contoh-contoh berikut ini yang dibacakan oleh
temanmu.
Contoh 1
Dosen
yang juga menjadi Pejabat
Di kantin sebuah universitas, Udin
dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang.
Tono : “Saya heran dengan dosen ilmu politik, kalau
mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.”
Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”
Tono : “Ya, Udin tahu sebabnya?”
Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya
tidak kuat berdiri.”
Tono : “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga
seorang pejabat.”
Udin : “Loh, apa hubungannya?”
Tono : “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya
diduduki orang lain.”
Udin : “???”
Contoh
2
Cara Keledai Membaca Buku
Alkisah, seorang raja bernama Timur
Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang
hati. Namun Timur Lenk memberi syarat, agar Nasrudi mengajari terlebih dahulu
keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak
sekarang kepada Nasrudin.
Nasrudin menerima syarat itu dan
berlalu. Sambil menuntun keledai itu ia memikirkan apa yang akan diperbuat.
Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima
hadiah, namun jika tidak maka hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.
Dua minggu kemudian
ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku
besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada
keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut,
dan membuka sampulnya.
Si
keledai menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian Si Keledai
mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar
hingga halaman terakhir. Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah
berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya.
“Demikianlah,
keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya”, kata Nasrudin. Timur Lenk merasa
ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah
kepada Nasrudin. Namun, ia minta jawaban “Bagaimana cara mengajari keledai
membaca?”
Nasrudin
berkisah, “Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip
buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar
membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu, kalau tidak ditemukan
biji gandumnya ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia lakukan
terus sampai ia terlatih membalik - balik halaman buku itu”.
“Namun, bukankah ia tidak
mengerti apa yang dibacanya?” tukas Timur Lenk. Nasrudin menjawab, Memang
demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti
isinya”. Jadi kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti
kita sebodoh keledai, bukan?” kata Nashrudin dengan mimik serius.
Sumber:
http://blogger-apik1.blogspot.co.id (dengan penyesuaian)
Dari dua contoh anekdot di atas,
jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
(1) Siapa yang diceritakan dalam anekdot?
(2) Masalah apa yang diceritakan dalam anekdot?
(3) Temukan unsur humor dalam anekdot tersebut!
(4) Menurut
pendapatmu, selain menceritakan hal yang lucu, adakah pesan tersirat yang
hendak disampaikan pencerita dalam sanekdot tersebut?
(5) Sekarang bandingkan hasil kerjamu dengan analisis berikut
ini.
Judul
|
Dosen yang juga
menjadi Pejabat
|
Masalah
yang dibahas
|
Dosen
yang merangkap jadi pejabat
|
Unsur
humor
|
Kalimat
penutup anekdot sebagai jawaban mengapa sang dosen tidak pernah mau berdiri
dari tempat duduknya ternyata karena kalau dia berdiri, takut kursinya
diduduki orang lain.
|
Kritik
yang disampaikan
|
Kritik
yang disampaikan adalah kritikan pada para pejabat yang takut kehilangan jabatannya
atau tidak mau diganti oleh pejabat baru
|
Comments
Post a Comment