Kota yang berpura-pura

Siapakah menuliskan nama-nama Tuhan .
Di bawah lampu-lampu yang lucu?
Kota tenggelam dalam mimpi hitam.
Menjauh dari cahaya sesungguhnya.
Terperangkap dalam keterasingan.
Sepanjang jalan
Tuhan kehilangan manusia
Tak pernah ada perjumpaan
Hanya tiang-tiang besi
Yang berpura-pura mengucapkan iman.
Setangkai mawar menjerit,
Bertahan dalam sekali terang dan sepuluh redup.
Menebar harum dari wangi tersembunyi.
Sebab ia sudah yakin, Tuhan tak akan di temukan.
Pada terang tiang dan badan trotoar.
Sebab ia teramat yakin, kadang Tuhan beranjak dan menjelma menjadi pria.
Yang mengajaknya bertafakur, bukan tidur.
Batam, 7112016.
JURNAL : Para Sang Pengarung, No: 5, 2016

Comments