PUISI | ISTISQO TADAH HUJAN ITU


ISTISQO TADAH HUJAN ITU
Karya Romy Sastra

Pagi ini sekejap berubah dari biasanya
gersang halaman rumah telah berlalu
lamunan pagiku,
berharap basahi alam kehidupan ini.

"Oooo ... daku duduk bersama malam, diam.
Mataku terpejam,
terlelap dalam angan yang merisaukan
miris, gerimis hari tak menitis lagi.

Dikala malam sunyi
sang malam bernyanyi sedih
tetiba awan berkoloni
bayu berbisik lirih
malam bernapas dalam kelam
butir-butir perlahan mengalir deras
dari dahaga panjang yang menjerit.

Jarum jam dunia berputar
takdir siklus azali mengucur rahmat illahi
dari kinanti istisqo doa-doa hati.

Berlalulah kau kabut
terbang menjauh ke atmosfir tinggi
mendunglah kau hari seketika
hujankan bumi ini.

Isi bumi swarnadwipa kini lara
rumput pun telah mati
tangkai-tangkai nan berputik layu
daun-daun berguguran jatuh ke bumi
urat-urat kehidupan tak lagi menjalar
tak kuat mencakar gersang.

Aku tadahkan doa ini pada-Mu ya Rabbi
turunkan rahmat-Mu kembali
hujankan alam ini sore nanti
semoga dedaunan riang bersama embun
biarkan hamba dan tumbuhan itu
hidup seribu tahun lagi.

Doa-doa yang terungkap
dalam iman
gersang mayapada ditingkah gelombang zaman
dari perubahan iklim yang merisaukan ....

HR RoS
Jakarta, 311016

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Kalimat Definisi dan Kalimat Deskripsi

Unsur-unsur Pembangun Negoisasi

Mengidentifikasi Nilai-nilai dalam Hikayat yang Masih Sesuai dengan Kehidupan Saat Ini